Bab 757
"Beni, coba kamu baringkan ibumu telentang," seru Nadira.
Beni melakukannya dengan hati-hati. Dia berlutut di samping ibunya, lalu menopang kepala ibunya dengan kedua tangan.
Nadira membuka paket jarum dan dengan cepat menusuk tepat di kepala dan leher Reva.
Kemudian dia menggunakan tongkat kecil untuk membuka paksa mulut Reva. Dengan kedua telapak tangan bertumpuk, dia mulai menekan dada Reva dengan perlahan, tetapi kuat.
Satu kali, dua kali ... dia menggertakkan gigi dan menekan sekuat tenaga.
Di bawah cahaya lampu yang redup, Beni menatap perempuan itu dengan pikiran yang campur aduk. Tangan Nadira yang putih dan matanya yang jernih memancarkan keteguhan seorang dokter.
Ternyata pada saat keadaan darurat, sosok ramping itu mampu mengeluarkan tenaga sebesar ini.
Dengan cepat, keringat membasahi kening Nadira.
Beni mengatupkan bibir, ingin bertanya apakah dia bisa membantu. Tenaganya jelas lebih besar.
Namun, dia sudah pasti tidak tahu tekniknya.
"Uhuk!" Reva tiba-tiba terbatuk dan me

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link