Bab 612
"Kakak nomor satu, kenapa sih kamu selalu jahat ke aku?" Hazel cemberut, menatap Zea.
Morris mengusap kepala gadis kecil itu, lalu tersenyum. "Zea, kamu juga pasti bosan di kamar hotel terus, 'kan? Mumpung nggak ada yang mengawasi, mending kita kabur sebentar, jalan-jalan."
"Lagian, Zea, tadi kamu yang paling semangat waktu main mesin capit boneka, 'kan? Noob, tapi paling heboh. Dasar anak bos."
Wajah dingin Zea langsung menghitam. Memangnya dia tadi sesemangat itu, ya?
Mau bagaimana lagi? Ayah memang tidak pernah mengajaknya memainkan permainan kekanakan seperti itu.
Namun, mesin capit boneka ternyata seru juga!
Zea melirik boneka-boneka yang menumpuk di pelukannya, lalu melemparkan semuanya ke Hazel. "Ini punyamu. Bawa sendiri."
"Bisa nggak sih kamu lebih lembut ke cewek?" keluh Morris. "Hazel baru dua tahun. Kita gendong saja yuk, biar kita bisa balik lebih cepat ... "
"Nggak usah. Dia tadi makan banyak banget, berat."
"Kakak nomor satu, kamu mau bilang aku gendut, ya!" protes Hazel

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link