Bab 590
Mengira Nadira takut, Harsa pun berkata, "Di acara jamuan makan sebelumnya, Pak Rangga sudah kasih proyek ini ke Royal, 'kan? Kamu nggak usah takut lagi sama Beni."
"Bukan itu masalahnya ... "
Nadira mengusap alisnya. Matanya melirik ke arah 'Morris'.
"Pokoknya kamu cari tahu dulu, terus kabari aku."
Harsa tidak menutup telepon. Satu menit kemudian, dia memberi jawaban, "Beni dinas hari ini, pabrik cipnya ada masalah."
"Pengaruh dia nggak sampai ke Kota Nambu. Paling banter, dia kirim bawahan buat ganggu rencana kita. Nggak usah takut."
Nadira sedikit menghela napas lega.
Begitu telepon ditutup, Ronald sudah berdiri di belakangnya.
Pria itu menatap bayangan perempuan di kaca jendela. Sosoknya yang ramping dan menawan, lengkung alisnya yang berkerut, parasnya yang tampak dingin meskipun tetap cantik ...
Di luar jendela, cahaya dari ribuan rumah menyinari rambut hitamnya. Bibirnya yang merah seperti kelopak bunga tampak dingin dan sulit didekati.
"Kamu khawatir soal Morris?"
"Iya. Aku ng

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link