Bab 425
"Arman, sini duduk dulu. Bibi buatkan teh, ya!"
Raisa tampak begitu semringah.
Menantu kaya raya seperti ini harus diperlakukan dengan baik!
"Fiuh ... "
Lydia menghela napas. Sambil tersenyum kecut, dia berkata kepada Arman, "Maaf ya, ibuku emang gitu. Duduk dulu aja, Arman."
"Oke."
Arman tersenyum tipis. Bersama dengan Lydia dan kakeknya, mereka masuk ke dalam rumah dan duduk.
"Arman, coba teh yang Bibi seduh, ya."
Raisa datang dengan membawa secangkir teh.
Teh itu diseduh dari daun Teh Kuncup Emas terbaik.
Padahal, Raisa sendiri terlalu sayang untuk menyeduh daun teh itu.
"Ah, Bibi terlalu baik."
Arman tersenyum sopan.
"Hahaha! Arman, kamu sopan banget deh. Nggak usah sungkan sama Bibi, sebentar lagi kita jadi keluarga."
Raisa tersenyum bahagia.
Semakin dia melihat Arman, semakin gembira hatinya.
"Baiklah, Bibi."
Arman tersenyum.
"Arman, kerjaan kamu apa sih?"
Raisa langsung bertanya setelah mereka duduk.
"Cuma bisnis kecil-kecilan kok, Bibi," jawab Arman.
"Bisnis?"
Mata Raisa la

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link