Bab 279
Suasana di dalam aula itu
benar-benar sunyi senyap.
Semua orang fokus menatap Arman.
Mereka beranggapan Arman benar-benar cari mati.
Sementara itu, Arman menuntun Lydia dengan tenang ke tengah panggung sambil menggandeng tangan wanita itu.
"Berani kamu, Bocah!"
Harper yang berdiri di atas panggung pun berujar memperingatkan dengan nada serius.
Namun, Arman tidak ambil pusing.
Dia menatap Lydia dengan sorot seolah tersenyum.
"Tolong putar musiknya."
Arman tersenyum sopan kepada pengurus suara di bawah panggung.
"Hah? Oh."
Begitu tersadar dari keterkejutannya, teknisi suara itu langsung menyetel musik.
Melodi yang indah pun segera terdengar.
Seiring dengan melodi yang berputar itu,
Arman menawarkan dansa kepada Lydia dengan gestur bak seorang pangeran.
Setelah Lydia menerima ajakan Arman, Arman pun merangkul pinggang ramping Lydia dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya bertaut erat dengan jemari Lydia. Mereka mulai berdansa perlahan mengikuti melodi lagu.
Kehangatan ujung jemar

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link