Bab 425
Shania berdiri dengan tenang.
Dia menunggu Xander menghampirinya.
Shania tidak takut melihat ekspresi dingin Xander. Pria itu mau menakuti siapa?
Jeffry berkata dalam hati, "Aku ... "
Sebaliknya, Teddy menghampiri Xander dengan semangat, seperti anak hilang yang menemukan ayahnya kembali. "Pak Xander, aku sudah di sini."
Xander menatapnya dengan tajam, seolah-olah ingin memukulnya.
"Aku suruh kamu apa waktu itu? Ingat nggak?"
"Kalau Pak Xander marah, pukul saja aku." Teddy memasang sikap seolah berkata, "Toh aku sudah datang, mau dipukul atau dimarahi, terserah." Kemudian, Teddy menyibakkan jas hitamnya ke samping. "Ayo, pukul aku."
Xander mengernyit.
Percuma melawan preman yang kuat ini.
Kemudian, pandangan Xander melewati Shania dan tertuju kepada Jeffry yang bersembunyi di belakang Shania, "Kemarilah, kubunuh kamu!"
Jeffry menangis dalam hati.
"Sudah kuduga!"
"Sudah kuduga bakal kayak begini!!" pikir Jeffry.
Jeffry tidak berani maju, melainkan menjelaskan sambil bersembunyi di belak

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link