Bab 222
Melihat mereka berdua berbicara pelan seolah tidak peduli pada sekitarnya, dan bahkan Xander masih tersenyum begitu lembut padanya, Brenda benar-benar tidak tahan lagi dan bangkit meninggalkan tempat itu.
Temannya ikut berdiri dan mengejarnya.
Begitu berada di luar, Brenda tak sanggup lagi menahan emosinya dan akhirnya menangis, "Kenapa dia bisa sebegitu kejamnya mempermalukanku ... "
Temannya mencoba menenangkannya dengan beberapa kata pelipur lara.
Tiba-tiba, seolah teringat sesuatu, temannya mengeluarkan ponsel, mengetik sesuatu, lalu menunjukkannya ke Brenda. "Pantas saja tadi aku merasa wajahnya nggak asing. Ternyata dia itu Shania."
Brenda tampak bingung.
Karena baru saja kembali dari luar negeri, dia belum terlalu akrab dengan berbagai gosip yang beredar di Kota Awani.
Setelah melihat foto dan informasi di layar ponsel temannya, dia tampak tercengang dan sedikit linglung. "Semua ini kelihatannya cuma rumor. Lagi pula ... bukankah Xander tampaknya menyukai perempuan yang baru

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link