Bab 157
Shania berkata dengan nada tak berdaya. "Memang cuma ada buah."
Xander tidak lagi marah, dan dia mengangguk pelan, seolah mengerti.
Shania mengira Xander tidak jadi makan. Namun, ternyata dia malah menelepon orang untuk mengantar bahan masakan.
Padahal sekarang sudah larut.
Rupanya dia sangat lapar.
Begitu bahan makanan sampai dan semuanya dimasak, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Xander makan dengan lahap.
Melihatnya menikmati masakan seperti itu, Shania sempat berpikir. Mungkin dia selama ini meremehkan kemampuan memasaknya sendiri. Bisa jadi masakannya malah lebih enak dari masakan Pak Leo, bahkan layak bersaing di level restoran bintang lima.
Jam menunjukkan pukul 11.45 malam.
Shania benar-benar mengantuk.
Karena malam sebelumnya tidurnya tidak nyenyak, dan siang tadi hanya sempat tidur sebentar, kini rasa kantuk kembali menyerang. Setelah naik ke atas dan melihat Xander menuju ruang kerjanya, Shania tidak lagi bertanya apakah masih ada yang perlu dia bantu. Dia langsung mas

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link