Bab 154
Ekspresi Kenzi langsung membeku.
Xander tiba-tiba menambahkan dengan nada penuh perhatian, "Pak Kenzi, kamu butuh dipanggilin dukun pengusir roh nggak? Aku agak khawatir ... jangan-jangan ayahnya Naina akan datang malam-malam buat mencekik kamu."
Kenzi tak bisa berkata-kata.
Dia bahkan merasa sangat kesal.
Sementara itu, Shania tidak kuat menahan tawa. Padahal barusan dia sempat membayangkan semua hal sedih di masa lalu.
Ketika Xander bersikap kejam, Shania sendiri bahkan bisa menjadi sasaran. Namun di sisi lain, dia juga menunjukkan kepedulian terhadap keselamatan orang yang lebih tua. Sungguh sosok yang baik.
Bukan hanya Shania yang gagal menahan tawa, beberapa orang yang duduk di sofa pun tampak menahan diri sekuat tenaga agar tidak tertawa terbahak-bahak.
Naina menunduk semakin rendah, sama sekali tak berani mengangkat kepala.
Pada akhirnya, Kenzi pun menyadari semuanya. Pemuda ini jelas-jelas sedang mempermainkan mereka.
Tak heran jika Wibi pernah mengatakan bahwa orang ini lebi

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link