NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 4

Siena terbengong. Siena mengatupkan bibirnya yang pucat. "Apa ini Ricky?" "Betul." Louis sebenarnya tidak terlalu menyukai Siena. Meskipun Siena pekerja keras dan cakap, Siena menggunakan trik kotor untuk mempersembahkan diri dan memaksakan pernikahan pada Ricky. Louis merasa jijik terhadap wanita seperti itu. "Pak Ricky bilang kamu nggak boleh ke mana-mana hari ini sampai opini publik mereda." "Kalau kamu nggak mampu, Grup Lanes nggak akan mempekerjakan orang nggak berguna!" Siena paham betul bahwa Ricky tidak mencintainya. Akan tetapi, Siena tidak menyangka dirinya akan menghadapi hal semacam itu di saat mereka hendak bercerai. Memaksa istri sahnya membersihkan reputasi selingkuhannya, padahal semua tuduhan itu benar adanya! Siena merasakan gelombang amarah yang menusuk paru-parunya dan rasa sakit di perutnya makin hebat. Siena berpegangan pada meja untuk menyembunyikan rasa tidak nyamannya. Lalu, Siena melirik lencana kerjanya di atas meja dengan sarkasme. Siena mengambil lencana kerja itu dan menggulung talinya. "Grup Lanes memang nggak akan mempekerjakan orang nggak berguna, tapi hal ini di luar kemampuanku." Siena dengan tenang menaruh lencana kerjanya di samping. "Aku mengundurkan diri." Siena sudah menyerahkan surat pengunduran diri tadi malam saat menyelesaikan berkas perceraiannya. Mungkin prosedurnya rumit sehingga surat itu belum sampai ke tangan Ricky. Akan tetapi, Siena tidak akan mengerjakan tugas terkait Valen hari ini. "Untuk urusan Valen, jangan cari aku lagi. Minta Pak Ricky suruh orang lain saja. Grup Lanes adalah perusahaan besar, pasti nggak butuh aku!" Louis terkesiap. Siena mengundurkan diri? Siena benar-benar rela meninggalkan pekerjaan yang memungkinkannya mendekati Pak Ricky ini? Mungkin itu hanya taktik pura-pura Siena untuk menarik perhatian Pak Ricky. Louis kembali ke lantai paling atas. Jadwal Ricky sangat padat. Saat ini, Ricky bersiap menemui Kelvin dari Grup Dorin. "Pak Ricky, ini kontrak dengan Grup Dorin. Silakan lihat." Mata Ricky menyapu kontrak itu sekilas. "Untuk urusan Valen, bagaimana penanganan dari Departemen Hubungan Masyarakat?" Louis tertegun sejenak. "Bu Siena ...." "Katakan langsung." "Bu Siena bilang hal ini di luar kemampuannya." "Bu Siena sudah menyerahkan surat pengunduran diri dan bilang jangan cari dia lagi untuk urusan Nona Valen." Ricky yang tengah membaca kontrak pun berhenti. Saat mendongak, matanya sangat dingin. "Siena serahkan ke kantor hari ini?" "Bu Siena awalnya cuti hari ini, tapi kusuruh datang. Departemen Personalia bilang suratnya sudah diserahkan kemarin." "Cuti?" Ricky mempermasalahkan tentang cuti alih-alih pengunduran diri. Louis tidak mengerti apa yang dipikirkan bosnya. Louis berujar dengan ragu, "Harusnya nggak ada urusan yang sangat penting. Bagaimanapun, Bu Siena nggak pernah mengambil cuti dalam tiga tahun ini." Ricky tahu tentang itu. Siena terlihat tenang dan dingin, seperti menjaga jarak dengan semua orang. Sejatinya, Siena sangat serius dalam menghadapi orang, urusan, maupun pekerjaan. Siena cerdas, juga kompeten. Buktinya, Siena berhasil menduduki posisi manajer departemen hubungan masyarakat dalam waktu kurang dari dua tahun. Hal yang membuat Siena mengambil cuti dan mengundurkan diri .... Itu pasti hal yang sangat luar biasa bagi Siena. Ricky menundukkan tatapannya, entah sedang memikirkan apa. Kemudian, Ricky tiba-tiba beranjak dari kursinya dengan ekspresi sangat dingin. "Boleh disetujui, tapi dia harus menangani urusan Valen dengan baik. Kalau ada rumor negatif tentang Valen yang tersebar, suruh dia pertimbangkan sendiri konsekuensinya." Louis terkejut. Secara logika, Pak Ricky pasti sangat ingin Siena meninggalkan Grup Lanes. Mengapa Pak Ricky malah tidak ingin melepaskannya sekarang? Louis benar-benar tidak mengerti. "Omong-omong, Pak Ricky, aku menerima kiriman Bu Siena berupa ...." Ricky menjawab telepon. Begitu mendengar apa kata Louis, Ricky melambaikan tangan tanpa menoleh ke belakang. "Seperti biasa." Seperti biasa, semua permintaan Siena dikesampingkan. Di masa lalu, Siena pernah meminta seseorang mengirimkan pakaian, dasi, kancing manset, dan hadiah buatan tangan pada Ricky. Oleh karena proyek teknologi utama Grup Lanes berkaitan dengan pesawat nirawak, Siena bahkan membuat modelnya sendiri dan mengirimkannya untuk mengambil hati Ricky. Alhasil, Pak Ricky cuek saja. Semua itu tertumpuk di lemari kantor Pak Ricky yang jarang dibuka. Barang-barang di lemari itu hanya akan dikeluarkan sesekali dan digunakan oleh Pak Ricky untuk keperluan mendesak. Louis melemparkan dokumen yang belum dibuka itu ke dalam lemari, seperti sudah familier dengan prosesnya. Bukankah semua usaha Siena sia-sia?

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.