Bab 1151
Luna mencoba memberontak, tapi tak lama kemudian dia pingsan.
Ketika dia akhirnya sadar Kembali, Luna menemukan dirinya berada di sebuah pabrik yang ditinggalkan.
Pemimpin pria berbaju hitam mengenakan topeng, duduk di seberangnya, menilainya dengan dingin.
“Kau memang terlihat cantik. Pantas saja Joshua ingin cepat-cepat bertunangan denganmu padahal dia belum sembuh total,” katanya sambil berdiri dan berjalan menuju Luna.
Dia mengangkat tangannya dan menggenggam dagu Luna.
“Sekarang sudah jam lima. Masih ada satu jam lagi sebelum upacara pertunangan dimulai. Katakan padaku, jika kau tidak muncul saat upacara nanti, apakah Joshua akan menjadi bahan tertawaan Kota Banyan?”
Pria itu telah menyemprotkan aroma kental cologne murah padanya, dan Luna sakit kepala karena baunya.
Dia mengerutkan alisnya dan menatap pria di depannya. “Kau siapa?”
“Kau tidak perlu tahu.” Pria itu tersenyum kecil. Mata mesum di balik topeng itu perlahan turun dari wajah Luna.
Dagunya, lehernya, tulang selangkanya

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link