Bab 817
Lorong luas itu seketika diselimuti hening yang mencekik.
Steven mendapati Clarine di pelukan Hendy, menyandarkan tubuhnya yang lemah dengan manja. Bagai burung kecil berlindung di sarang. Situasi tersebut serasa menusuk hati Steven, membuat matanya seketika kemerahan.
Selama Steven absen, hubungan mereka tampak tumbuh begitu cepat.
Makin Steven pikirkan, hatinya makin dipenuhi rasa benci dan pilu. Lantas, bulu mata panjangnya tampak tertunduk, menandakan sorot matanya yang dialihkan dari Clarine. Dua tangannya menggenggam erat pegangan kursi roda sang kakek hingga uratnya tampak tegang.
"Clarine, kamu baru menyelesaikan operasi yang sangat sulit. Tubuhmu kelelahan, butuh istirahat dengan segera."
Hendy menyadari kehadiran Steven dan kakeknya, Hendrik, di sana. Namun, dia sama sekali tidak peduli. Fokusnya tertuju pada Clarine, menatapnya penuh kasih sayang dan berkata, "Biar kuantar pulang."
"Eh ... Kakek?"
Clarine malah mengabaikan lembutnya perhatian Hendy, memilih berjalan penuh ra

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link