Bab 22
Meskipun sudah bersiap untuk tidak lagi mengakui anak itu sebagai miliknya, Selena tetap berharap dia bisa tumbuh sehat dan selamat.
"Tak!"
Selena tidak bisa membohongi hatinya sendiri. Dia langsung meletakkan pena dan bersiap pergi mencari Simon.
Setidaknya, dia harus memastikan anak itu aman.
Vivi masuk sambil membawa kopi, "Nih, minum kopi dulu, istirahat sebentar."
"Vivi, ada masalah dengan Simon, aku harus urus dulu." Selena bangkit, meraih kunci mobil dan hendak pergi, tidak sempat menjelaskan lebih jauh.
Telepon di meja kerja berdering.
Selena mengangkatnya secara refleks. Telepon dari resepsionis. [Nona Selena, ada anak laki-laki kecil bilang dia mencarimu.]
Selena langsung menghela napas lega, seolah separuh tenaganya menguap. "Cepat antar dia ke atas."
Saat ini, Selena sadar bahwa kekhawatirannya terhadap Simon adalah naluri yang tidak bisa dikendalikan.
Meskipun secara emosional sudah berusaha melepaskan, naluri keibuan tetap menguasai dirinya.
Tidak lama kemudian, resepsion

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link