Bab 375
Yang membuatnya marah bukan karena membuang waktu, melainkan sikap Merry terhadapnya.
Beberapa hari terakhir, sikap Merry padanya sangat dingin.
Bukan hanya tidak menunggunya pulang, bahkan lampu pun tidak dinyalakan untuknya.
Shayne juga tahu, setelah badai itu, Merry sudah khawatir seharian semalaman, tetapi keesokan harinya Shayne malah menemani Yuna keluar, wajar saja kalau dia marah.
Shayne bersedia menenangkannya, bahkan meminta maaf, tetapi bukan berarti dirinya bisa menerima jika di antara mereka terjadi perang dingin.
Merry bahkan sudah mulai menjadikan hal ini alasan untuk bercerai.
Alis tampan pria itu diselimuti sedikit kegelapan. Dia menatap wajah wanita yang samar-samar memancarkan kegetiran, lalu tiba-tiba mencium bibirnya.
Merry segera membuka mata lebar-lebar. "Shayne!"
Saat dia bicara, pria itu makin dalam menyerbu, hampir seketika merenggut seluruh napas wanita itu, terus menjeratnya, sehingga luka di bibir pria itu kembali terbuka.
Ada samar bau darah yang menyebar

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link