Bab 16 Dia Kehilangan Hak untuk Menangis
Setelah mengeluarkan seluruh perasaan hatinya, Gisella berusaha menangkap sedikit pun rasa sayang atau yang lain dari wajah Juvent, tetapi akhirnya sia-sia.
Juvent tertawa sinis. Tawanya terdengar menusuk telinga.
Matanya yang dalam seperti laut memancarkan sinar dingin. "Tenang, aku akan bercerai denganmu, tapi bukan sekarang. Kamu malah begitu nggak sabar ingin berpisah dariku, jangan-jangan sudah dapat pengganti!"
Gisella memandangi Juvent dengan kaget. Haruskah dia membelah hatinya untuk ditunjukkan pada Juvent?
Cinta telah hilang, hati telah dingin! Dia tidak bisa lagi memahami Juvent.
Gisella mencengkeram seprai hingga muncul bekas dalam, menggunakan sisa tenaga terakhirnya. "Terserah apa katamu. Aku bisa pergi tanpa membawa apa-apa, tapi ada satu syarat. Kamu bisa menikahi wanita lain, kecuali Karen!"
Juvent yang tadinya berdiri tegak perlahan mendekat.
Juvent menatapi Gisella sambil menyeringai. "Gisella, ternyata kamu juga bisa cemburu dan makan hati. Apa kamu merasa sangat se

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link