Bab 15
Pemandangan di luar mobil terus bergerak mundur dengan cepat sampai terlihat buram.
Hanya saja, kenangan masa lalu malah membanjiri benaknya pada saat ini.
Carlo mengingat saat Brianna pertama kali memasak untuknya. Wajah Brianna berlumuran dengan tepung, tapi senyumannya terlihat sangat cerah dan malu-malu.
Dia juga mengingat rongga mata Brianna yang memerah dan air mata yang mengalir turun tanpa suara di depan batu nisan Carmella.
Rasa putus asa yang dirasakan oleh Brianna saat rahangnya dipatahkan, tubuhnya gemetar kesakitan, tapi dia tidak bisa mengucapkan apa pun.
Sikap keras kepala yang dimiliki oleh Brianna saat digantung terbalik di bawah pohon ceri. Wajah Brianna memerah dan bengkak karena darahnya mengalir kembali ke otaknya, namun wanita itu tetap tidak mengatakan apa pun.
Saat Brianna pada akhirnya menandatangani formulir persetujuan untuk melakukan operasi, betapa besarnya tekad dan kesedihan yang dia rasakan ....
"Anna ... Anna!"
Carlo terus meneriakkan nama Brianna berul

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link