Bab 251
Sendi di jemari Yavin menegang.
Dia mencengkeram sebatang bambu tipis, sorot matanya tajam dan penuh amarah, menatap lurus ke arah kepala biarawan tua di depannya, lalu mematahkan bambu itu dan melemparkannya ke atas meja altar.
"Aku, Yavin, nggak percaya dewa maupun roh!"
Setelah mengatakan itu, Yavin melangkah pergi dengan kaki panjangnya. Wajahnya tampak dingin. Dia berbalik dan meninggalkan tempat ini.
Kepala biara tua itu berwajah keriput, pipinya dipenuhi bintik-bintik karena usia tua, tubuhnya membungkuk di balik jubah lusuh, senyumnya lembut dan penuh welas asih. Dia menatap bambu yang patah itu, menghela napas, "Anak muda, temperamenmu begitu besar."
Di bawah bimbingan Pak Tobi, Myria tiba di sebuah ruangan kecil yang dipenuhi kotak-kotak kecil.
Pak Tobi mengambil sebuah kotak kayu sesuai nomor, mengucapkan doa singkat, lalu menyerahkannya ke tangan Myria.
Kotak kayu itu berbentuk persegi panjang, tidak terlalu besar, tetapi juga tidak kecil.
Yavin berdiri di bawah pohon elm t

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link