NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 5 Hukuman

Keheningan mencekam memenuhi ruangan. Setelah keheningan yang lama, Ilham berdiri. Anita, yang mengira Ilham setuju, mengeluarkan surat perjanjian cerai dan sebuah kontrak dari tasnya lalu menyerahkannya kepadanya. Dengan beberapa suara sobekan .... Ilham merobek-robek surat perjanjian itu hingga hancur berkeping-keping. Mata Anita melotot kaget. "Kamu ...." Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di wajahnya. Ilham meraih tangannya dan membantingnya ke tempat tidur. "Dasar jalang, kamu dan ibumu sama-sama meremehkanku!" Anita terkejut dan segera berkata, "Aku nggak ...." "Kamu dan ibumu pikir kalian ini apa? Dia merayu ayah Jerry, kamu merayu Jerry, kalian berdua jalang yang nggak tahu malu!" Anita menatap Ilham dengan kaget. Anita tidak pernah membayangkan Ilham yang biasanya sopan bisa bermulut kotor seperti itu. "Bagaimana kamu tahu?" "Haha, waktu Ricky dan Lili nggak ada, aku mendengarkan kalian berdua melakukannya di sebelah. Ibumu memanggilku pelayan. Bukankah kamu lebih rendah dariku?" Jadi, Ilham tahu semua hal memalukan itu! Tenggorokan Anita terasa kering. "Karena kamu sudah tahu, kenapa kamu masih mau menikah denganku?" Ilham mencibir dan meludah ke tanah. "Setiap kali aku di sebelah, aku ingin segera menggantikan Jerry. Sekarang kamu sudah menawarkan diri, kenapa aku nggak menerimamu?" "Kalian semua anggota Keluarga Harani begitu tinggi dan berkuasa. Apa orang-orang seperti kami pantas dipermainkan olehmu? Jerry, kamu, ibumu, kalian semua pantas mati!" Ilham mengikat tangannya ke kepala tempat tidur dengan dasi. Anita meronta hebat, matanya dipenuhi ketakutan. "Apa yang ingin kamu lakukan?" "Apa yang ingin aku lakukan?" Ilham mengikat simpul dengan erat, senyum nakal tersungging di wajahnya. "Kita sudah menikah. Ayo kita lakukan apa yang seharusnya dilakukan suami istri!" Sambil berbicara, Ilham membuka sebuah kotak di bawah tempat tidur. Begitu melihat kotak berisi barang-barang itu, Anita gemetar tidak terkendali. Ilham ini, yang tampak seperti pria sejati, ternyata seorang cabul! Anita buru-buru menjelaskan, "Ilham, aku nggak meremehkanmu. Kamu akan mendapatkan enam miliar untuk berakting bersamaku selama setahun. Kalau kamu pikir itu terlalu sedikit, bagaimana kalau sepuluh miliar?" "Sekarang kamu milikku, uangnya tetap milikku. Apa kamu pikir aku bodoh?" Setelah itu, Ilham mencambuk Anita dengan keras. "Ah! Sakit sekali ...." Anita menjerit, keringat dingin membasahi wajahnya. Senyum kejam muncul di wajah Ilham dan menjadi semakin bersemangat. "Meremehkanku, kamu masih berada di bawah belas kasihanku, 'kan? Akan aku hajar kamu sampai mati, dasar jalang!" Cambuk itu terus menerus menyambar, Anita mengejang kesakitan. Dalam tiga tahun terakhir, Jerry memang kasar padanya, tapi tidak pernah seperti ini. Anita selalu menganggap Keluarga Harani sebagai neraka, tapi tidak pernah membayangkan ada delapan belas tingkat neraka di bawahnya. Jerry, apakah ini balas dendammu padaku? Anita mati rasa karena kesakitan. Anita menggigit bibirnya sambil gemetar saat Ilham melemparkan cambuk itu. "Aku akan merasakan seperti apa wanita Jerry!" Setelah itu, Ilham mulai merobek pakaiannya. Anita benar-benar panik. Sepertinya Ilham bertekad untuk tidak melepaskannya. Anita terus menciut ke arah kaki tempat tidur. "Jangan sentuh aku! Kalau kakakku tahu, dia nggak akan mengampunimu ...." "Hehe!" Ilham menampar wajahnya dengan cabul. "Jangan lupa, dia sendiri yang memberikanmu padaku dan berpesan agar aku menjagamu dengan baik." Hati Anita membeku. Bagaimana mungkin dirinya lupa? Itu semua ulah Jerry! Sekarang Dea telah kembali, Jerry langsung mengusirnya tanpa ragu .... Dalam keadaan linglung, Ilham telah membuka ikat pinggangnya dan menindihnya. "Pergi! Jangan mendekat!" "Ah!"

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.