Bab 73 Pukulan mu TIDAK Mematikan
Mendengar komentar tajam dari Tyr, Marcus mulai berkeringat dingin. Iron adalah seseorang yang berhasil dia pekerjakan dengan susah payah. Jika Iron tersinggung oleh kata-kata Tyr, akibatnya keluarga Collins akan mendapat masalah besar hari ini.
"Dik Summers, tidak semestinya kau bersikap tidak sopan kepada Tuan Iron," ucap Marcus.
Pada titik ini, tidak ada alasan bagi Marcus untuk bisa memperlakukan Tyr dengan hormat. Dan karena dia tidak terlalu memikirkan Tyr sejak awal, ada nada teguran dan nada menyalahkan dalam suaranya. Jika bukan demi Jade, dia akan mengusir Tyr dari rumahnya.
Di sisi lain, Jade mulai menggigil dan terengah-engah ketakutan. 'Tyr Summers adalah makhluk yang baik. Bagaimana kau bisa berbicara dengannya seperti itu, Marcus?’ Pikirnya dalam hati.
Dengan lantang, dia berkata, “Diam, Kak! Kakak tidak bisa tidak menghormati Tuan Summers.”
Dia merasa sepertinya Jade terlalu melindungi Tyr, Marcus mengerutkan keningnya. Sementara itu, Iron mulai tertawa dengan dramatis. Dia berjalan ke arah Tyr dan menatapnya dengan arogan.
“Anak muda, apakah kau baru saja mengatakan bahwa aku berpikiran sempit dan dungu? Apakah kau merendahkanku?”
“Aku hanya mengungkapkan fakta,” jawab Tyr. “Jadi bagaimana jika kau bisa memecahkan karung tinju 360 kilogram dengan Tangan Besi milikmu? Lalu bagaimana jika kau bisa menghancurkan meja kopi kayu ini? Mereka hanyalah benda mati. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk hidup. Orang yang dipekerjakan Patrick Reynold pasti tidak akan tinggal diam dan membiarkanmu memukulnya sesukamu…
Lagipula, satu pukulanmu bahkan tidak mematikan. Karena orang itu mampu memusnahkan tiga keluarga sekaligus, jelas dia bukan seseorang dengan latar belakang yang sederhana. Aku yakin seseorang sepertimu tidak akan mampu menerima satu serangan pun darinya."
"Omong kosong!" teriak Iron dengan marah. “Berani-beraninya kau menghinaku, dasar bajingan kecil? Saat aku selesai menghadapi musuh nanti, Aku akan memberimu pelajaran yang tepat. Aku akan membuatmu membayar semua kesombonganmu! "
Saat itu, hawa dingin bertiup dari luar villa. Marcus dan Jade tidak bisa menahan perasaan menggigil di sekitar leher mereka. Suara perkelahian dan orang-orang berteriak kesakitan bisa terdengar di luar. Setelah hampir dua puluh detik, suara-suara itu digantikan oleh keheningan yang mematikan.
Pria berwajah dingin dengan rambut pendek, cincin besi di jarinya, dan bekas luka di dahinya mulai berjalan menuju ke villa. Darah masih menetes dari cincin besi di jarinya. Jelas, darah itu milik para pengawal yang ditempatkan di luar.
“Mana orang yang bernama Marcus Collins?” Dia bertanya. Suaranya dingin dan parau, hampir terdengar seperti iblis dari neraka.
Mendengar suaranya saja sudah cukup bagi Marcus dan Jade untuk merinding dari seluruh kulit sampai kepala mereka. Dilihat dari sikapnya, pria itu, dia bukanlah orang yang bisa dilawan oleh manusia normal seperti mereka.
Mungkin, hanya seorang pejuang yang pernah berada di medan perang sungguhan dengan membunuh musuh lainnya dan memiliki sikap yang begitu mengesankan.
Tiba-tiba, jantung Iron pun mulai berdebar kencang. Dengan pandangan sekilas ke arah pria itu, kepercayaan diri yang dimiliki Iron sebelumnya mulai turun secara drastis. Ini bukanlah kompetisi seni bela diri. Itu adalah pertarungan yang mempertaruhkan hidup dan mati!
Segera, pria itu bertatapan dengan Marcus. Saat dia melakukannya, dia tersenyum, memperlihatkan giginya yang putih dan kusam.
"Izinkan aku untuk memperkenalkan diri. Namaku adalah Leo Granger. Aku datang dari utara. Hari ini, aku datang ke sini atas permintaan Tuan Reynold untuk mencarimu, Marcus Collins, dan untuk membalas kejahatan bertahun-tahun yang lalu.
Aku sudah diberi tahu bahwa, di antara empat keluargamu, , Marcus Collins, adalah orang yang memimpin aliansi. Oleh karena itu, Tuan Reynold telah menetapkan bahwa hidupmu akan berakhir. Selain itu, semua keturunan keluarga Collins harus kehilangan lengan dan kakinya masing-masing. Sekarang, panggil semua keturunanmu.”
Pria ini, Leo Granger, benar-benar gila. Meskipun dia sudah menjelaskan bahwa dia ada di sini untuk membunuh Marcus, dia bahkan berharap Marcus rela memanggil keturunannya untuk dipukuli. Ini adalah kasus yang ekstrim.
Ketakutan dan seluruh tubuhnya basah kuyup karena keringat yang mengucur deras, Marcus menaruh semua harapan pada Tuan Iron, dan dengan putus asa dia meneriakkan namanya.
Iron mengambil satu langkah ke depan dan menghadap Leo secara langsung. “Saya Iron dari Riverville. Anak muda, maukah Kau pergi demi menghormatiku?"
Leo tertegun sejenak. Dia memandang Iron dan dengan dingin bertanya, "Kau. Apakah kau mau mati?"
"Sombong sekali!" teriak Iron dengan marah, sebelum tiba-tiba dia mengulurkan tinjunya ke arah Leo.
Iron telah menyalurkan seluruh kekuatannya ke dalam pukulan ini. Dia hanya berbicara dengan Leo untuk mengalihkan perhatian lawannya. Sekali Leo lengah, dia akan membunuhnya dengan satu pukulan.
Namun, Leo bereaksi dengan cepat dan mampu menghindari pukulan Iron dengan mudah. Terkejut, Iron menyadari bahwa Tyr benar. Lawannya tidak akan tinggal diam dan menunggu untuk diserang.
"Tangan besi?" tanya Leo geli. "Ayolah. Aku akan berdiri diam dan membiarkanmu memukulku."
"Apa?" tanya Iron dengan wajah yang bingung. Namun demikian, dia tetap terus memukul Leo.
Buk… Buk… Buk!
Iron merasa pukulannya seperti mendarat di atas papan baja. Seluruh lengannya mati rasa karena benturan yang kuat. Sementara itu, Leo hanya berdiri terdiam seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Senyuman dingin dan masam tersirat di wajahnya.
Sekali lagi, dugaan Tyr benar.
“Hanya itu yang kau punya? Sekarang giliranku,” sahut Leo. Mengangkat kepalan tangannya, dia membalas dengan pukulan secepat kilat, ditujukan langsung ke dada Iron.
Bang…
Kedengarannya seperti genderang pagi di sebuah biara. Setelah menerima pukulan itu, Iron terlempar, sampai akhirnya menabrak dinding di belakangnya. Retakan langsung muncul di dinding, dan ketika Iron mendarat di tanah, semua orang dapat melihat bahwa dadanya telah remuk.
Matanya melebar, dia menyemburkan seteguk darah segar sebelum tubuhnya berhenti bergerak. Seseorang tidak tahu apakah dia benar-benar mati atau baru saja pingsan.
"Ini…"
Marcus merasa seakan seember air dingin dituangkan ke atas kepalanya. Setiap helai bulu kuduknya berdiri. Iron telah dikalahkan hanya dengan satu pukulan!
Dia… dia adalah salah satu master tinju paling terkenal di Riverville City, bahkan mampu menggerakkan samsak seberat 360 kilogram. Padahal, Marcus sudah menghabiskan sepuluh juta rupiah untuk mempekerjakannya. Bagaimana Iron bisa dikalahkan dengan begitu mudah?
Pikiran Marcus mulai hampa, dan kakinya mulai gemetar tak terkendali. Sekali lagi, Leo mengalihkan pandangannya ke Marcus, melambaikan jari telunjuknya yang masih meneteskan darah.
"Tamat sudah!"
Saat itu, Marcus merasa sangat takut sehingga dia tidak bisa menanggapi. Jade, di sisi lain, menoleh untuk melihat Tyr dengan ekspresi panik di wajahnya.
“Tyr… Kakak Tyr, selamatkan kami!”
Dia masih memainkan permainan tetrisnya. Ketika dia mendengar suara yang memohon dari Jade, dengan tenang dia menekan tombol keluar di layar.
“Apakah ada yang lain?” tanya Leo, akhirnya menyadari sosok Tyr yang masih duduk di sofa. Sedetik kemudian, dia tersenyum dengan jijik. “Kau, apakah kau juga orang yang disewa Marcus Collins untuk membantu keluarganya? Tidak, kedengarannya tidak masuk akal. Apakah kau seseorang yang disewa Marcus Collins untuk bunuh diri?”
Tyr mengabaikan ejekan Leo sepenuhnya. Setelah meletakkan ponselnya di dalam saku, dia meletakkan dua jari di tepi meja kaca di depannya.
Retak…
Dengan satu sentuhan, seluruh meja kaca hancur berkeping-keping. Meski tidak terbuat dari kaca tempered, meja itu seolah-olah hancur berantakan. Benar-benar telah hancur, tanpa ada sisa potongan yang tertinggal.
Ketika Tyr menoleh, dengan setengah hati dia tersenyum pada Marcus. Suaranya terdengar sangat tenang saat dia berkata, "Jika kau berlutut di tanah dan memohon padaku, aku akan menyelamatkanmu!"