Bab 37 Anda adalah orang yang baik
Di mata Winifred, Joseph Zea selalu menjadi orang tua yang cakap dan berani. Lebih jauh lagi, dalam enam tahun terakhir ini, di mana seluruh anggota keluarga Zea, baik dekat maupun jauh, telah mencemoohnya, hanya Kakek Joseph lah yang telah memberikan banyak bantuan kepada dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu, Joseph orang yang sangat dihormati oleh Winifred. Saat ini pabrik Joseph di ambang kebangkrutan, Winifred tidak bisa hanya diam dan menyaksikan semua itu.
"Kakek Josep, Aku yakin kalau kau datang kepadaku karena Kau mendengar bahwa saat ini aku sedang bertanggung jawab menjalankan kerjasama dengan Smith Group, bukan?"
"Ya." Joseph mengangguk. “Winifred, jika bukan karena aku tidak punya tempat lain untuk mengadu, maka aku tidak akan begitu malu dan datang mencarimu. Proyek yang Kau kerjakan sekarang dapat menghasilkan sepuluh juta setiap bulan atas pesanannya. Jadi, Winifred, dapatkah kau memberikan sebagian kecil proses pengerjaannya untuk dilakukan di pabrikku? ”
Winifred terdiam untuk beberapa saat. Melihat betapa kurusnya Kakek Joseph membuat hatinya terasa sakit. "Kakek Keempat, sebenarnya aku tidak ada masalah dengan hal itu, tetapi masalah ini harus aku diskusikan terlebih dahulu dengan Kakek Jorge. Mengapa Kau tidak ikut denganku untuk bertemu dengan Kakek dan i kita akan membicarakan semua ini dengannya? Beberapa tahun yang lalu, ketika keluarga kami dalam kesulitan, itu semua berkat kemurahan hati Kakek Keempat yang telah membuat kami melewati masa-masa sulit. Ku pikir Kakek Jorge seharusnya tidak memiliki masalah dengan hal ini. "
Joseph dengan cepat mengangguk dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya yang sudah tua. Terima kasih, Winifred.
Keduanya beranjak pergi kedalam kantor presiden. Saat mereka masuk, mereka melihat Iris dan Jorge tengah berdiskusi dengan suara pelan. Ketika mereka berdua melihat Winifred dan Joseph, mereka tidak terlihat kaget melainkan tampak kikuk.
“Kakek, Kakek Keempat memiliki…”
"Diam!"
Namun, bahkan sebelum Winifred bisa menyelesaikan kalimatnya, Iris telah memarahinya. Celaan ini tidak hanya membuat ekspresi Winifred berubah, tetapi juga mengejutkan Joseph.
Kakek Keempat, kau di sini. Kata-kata Iris terdengar penuh dengan teka-teki. Setelah itu, dengan kartu debit yang berada di tangannya, dia menghampiri Joseph. “Kakek Keempat, ada seratus ribu dalam ATM ini. Sepertinya kau sedang mengalami masalah, jadi bawalah uang seratus ribu ini untuk keadaan darurat. Kau harus tahu bahwa perusahaan kami juga tengah menghadapi masalah arus kas, jadi hanya ini yang dapat kami lakukan untuk membantumu. ”
Ekspresi Joseph terlihat kecewa. “Kakak Kedua…” Joseph memandang ke bawah Jorge dan berkata padanya, “Kedatanganku kemari bukan untuk meminjam uang.”
Jorge tampak acuh. “Joseph, ambillah uangnya. Saat keluarga kami dalam masalah, Kau pernah membantu kami sebelumnya. Terimalah anggap saja kami telah membalas budimu. "
Benar, Kakek Keempat. Ambil uang ini. Anggap saja sebagai hadiah dari kami. Anda tidak perlu mengembalikannya. " Saat dia berbicara, Iris memasukkan kartu itu ke tangan Joseph.
Namun, bagaimana Joseph bisa menerima uang ini? Tidak peduli seberapa keras dia berusaha untuk menahan emosinya, wajah Joseph masih saja terlihat memerah. Penghinaan! Ini adalah penghinaan yang dilakukan secara terang-terangan! Jorge dan Iris Zea, Kaliang anggap aku ini apah? Seorang pengemis di jalanan yang meminta-minta makanan?
Saat itu, ketika salah satu pengiriman Grup Zea menghadapi masalah kualitas yang parah, tidak hanya mereka yang akan menghadapi tuntutan hukum, tetapi arus kas mereka juga akan segera terhenti. Saat itu, Grup Zea dihadapkan pada sebuah bencana yang besar. Jika bukan karena kemurahan hati Joseph dan meminjamkan mereka uang sebesar lima ratus ribu, Zea Group mungkin masih akan terpuruk.
Namun, anugerah seumur hidup yang telah dia tunjukkan kepada mereka telah dikembalikan hanya dengan seratus ribu dolar dengan cara yang memalukan! Tubuh Joseph gemetar karena menahan marah. Dia tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan keputusasaan yang tengah dia rasakan. "Aku pergi."
Joseph berjalan pergi tanpa melihat ke belakang lagi.
Melihat tindakan yang dilakukan oleh Jorge dan Iris membuat amarah didalam hati Winifred berkobar. “Kakek, apakah kalian tidak bertindak terlalu jauh?”
"Diam! Dasar kotoran yang hanya tahu bagaimana cara menghabiskan uang kami hanya untuk memberi makan orang lain, ”hardik Iris. “Winifred, apakah menurutmu Kau ini sangat mampu, dan kau bisa membawa siapa saja masuk kedalam ke perusahaan? Jangan lupa, Kau tidak berhak untuk mengambil keputusan di dalam Zea Group. Si tua bangka itu jelas ada di sini tanpa memiliki perasaan malu dan meminta sebagian dari proyek kita setelah kita mendapatkan kerjasama dengan Smith Group. Jika Kau telah berjanji kepadanya dan memberinya sebagian dari bisnis kita, maka besok akan ada yang kedua, ketiga dan seterusnya… Apakah otakmu telah dipenuhi dengan omong kosong? ”
Winifred merasakan amarahnya datang dari segala penjuru arah. Dia percaya bahwa Joseph tidak memiliki tempat lain untuk mengadu, karena itu memutuskan untuk datang ke sini dan meminta bantuan mereka. Dia tidak pernah berpikir bahwa Iris akan mengukur hati seorang pria dengan tindakan kejamnya dan berpikir negatif tentangnya.
“Kakek, apa kau juga berpikir seperti itu? Apakah kau telah lupa bagaimana dulu Kakek Keempat telah membantu keluarga kita? ”
Jorge mulai menjadi gelisah “Iris benar. Winifred, aku tidak ingin melihat kejadian ini terjadi untuk kedua kalinya. "
“Heh…” Winifred hanya bisa tersenyum pahit. Pada saat itu, dia menyadari bahwa kakeknya yang waras sudah tidak ada lagi. Jorge Zea sekarang adalah sosok orang yang asing dimata Winifred. Dia tidak punya tenaga untuk berbicara lebih banyak. Jika bukan karena kontrak yang memutuskan bahwa Winifred harus menjadi perwakilannya, orang yang bertanggung jawab atas proyek tersebut mungkin telah berpindah tangan karena kejadian hari ini. Dia berjalan keluar dari gedung Zea Group dengan ekspresi wajah yang sedih dan melihat bayangan Kakek Joseph, yang tampak semakin menjauh.
"Kakek Keempat ..." Winifred bergegas mengejarnya.
Joseph berhenti di jalurnya dan berbalik untuk melihat Winifred dengan tersenyum getir.
"Maaf, Kakek Keempat, aku tidak bisa membantumu." Saat dia mengatakan ini, mata Winifred menjadi merah. Dia benar-benar ingin membantu Joseph, tetapi dia tidak punya hak untuk berbicara di dalam perusahaannya itu.
Joseph tertawa getir. Tidak apa-apa, Winifred. Kakek tidak menyalahkanmu. Dunia ini memang kejam, dan beberapa orang dapat berubah dengan begitu mudah. "
Joseph menghela nafasnya panjang dan berbalik untuk berjalan menuju Volkswagen tuanya. Ketika dia membuka pintu, sepertinya dia tengah memikirkan sesuatu. Dia berbalik dan kembali ke arah Winifred, berkata padanya dengan mimik wajah yang serius, "Winifred, kau adalah orang baik. Kau seperti bunga teratai yang tidak ternoda oleh lumpurnya. Semua itu sudah berakhir untukku sekarang, ucapan ini keluar dari hati yang paling dalam! Dengarkan saranku, Grup Zea sekarang sudah berubah menjadi sarang yang busuk hingga sampai ke dasarnya. Tempat ini tidak cocok untukmu. " Setelah mengatakan itu, Joseph pergi tanpa menoleh ke belakang.
Winifred berdiri, terpaku di tempat dalam keheningan yang lama. Dia menoleh untuk melihat gedung Zea Group, tempat dia telah bekerja selama hampir sepuluh tahun. Tiba-tiba, semuanya terasa begitu asing baginya.