NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 2057 Pulang

Meskipun saat ini jarak Tyr hanya berada sekitar sepuluh kilometer jauhnya, Xavion dan Magus tidak bisa menahan perasaan mereka bahwa saat ini mereka telah memiliki keinginan untuk berlutut dan menyembahnya. Bahkan Cicero, Putra Surgawi, merasakan lemas di sekujur kakinya dan tubuhnya juga tampak gemetar. Arghh! Arghh! Arghh! Deru Naga Emas terdengar datang tanpa henti, raungannya bergema hingga ke seluruh penjuru dunia. Tak lama kemudian, Tyr menginjak Naga Emas itu dan turun dari ruang kehampaan untuk sementara sosok Naga Abadi masih melayang di atas udara. "Tyr, selamat karena kau telah menjadi seorang Dewa." Kelompok itu tidak bisa menahan luapan kegembiraan didalam hati mereka saat mereka berjalan menuju Tyr. "Hmm." Tyr menyelipkan cahaya agung yang memancar dari tubuhnya. Cahaya berwarna keemasan yang bersinar di tubuhnya kini berangsur-angsur menghilang. Ketika dia telah dilahirkan kembali, dia merasakan seluruh tubuhnya tampak dipenuhi dengan kekuatan, dan dia baru saja mengalami kelahirannya kembali. “Tyr, bagaimana rasanya menjadi seorang Dewa?” Cicero menatap Tyr sambil tersenyum dan bertanya. "Bung, aku pikir kau telah naik ke alam surga." Tyr menepuk bahu Cicero dengan keras dan berkata, "Terima kasih! Ha ha! Untuk apa kau berterima kasih padaku? Sudah seharusnya aku melakukan semua itu.” Setelah mereka bertukar kata satu sama lain, Tyr menoleh untuk melihat ke arah Windless Peaks. Kekuatan dari Ujian Guntur itu terlalu besar, dan sebagian besar dari Puncak Tanpa Angin itu telah berhasil dihancurkan. Lubang hitam yang berada di ruang kehampaan tidak dapat dipulihkan dalam waktu yang singkat. Kesedihan tiba-tiba muncul di dalam relung hati Tyr. Ibunya telah meninggal di puncak gunung itu untuk membantunya menjadi seorang Dewa. Setelah ibu dan anak itu kembali dipertemukan, mereka bahkan tidak mendapat kesempatan untuk dapat mengobrol panjang lebar. Kenangan Tyr terkait dengan ucapan terakhir mendiang sang ibu kepadanya terus saling berputar diatas kepalanya. Akhirnya, dia hanya bisa menghembuskan napasnya dalam-dalam dan berlutut sambil menghadap ke arah Puncak Tanpa Angin dan membenturkan kepalanya hingga tiga kali ke tanah. "Bu, sekarang kau bisa pergi dengan tenang," katanya seraya meyakinkan dirinya sendiri. “Putramu ini akan mengikuti saranmu. Aku akan melindungi mereka yang aku sayangi.” Kemudian, Tyr berdiri dari tanah dan menatap keatas langit. “Kami sudah berada di sini dengan waktu yang cukup lama. Apophis mungkin sudah menjadi Dewa sejak dahulu kala. Namun bencana ini telah terlanjur menggemparkan dunia, jadi aku harus segera menghentikan bencana ini.” Usai berbicara, Tyr memutuskan untuk kembali terbang dan menginjakkan kepala naga itu. Dia berkata, "Kalian semua harus ikut denganku." Tyr mengendarai Naga Emasnya untuk terbang ke arah kejauhan. Xavion melepaskan burung phoenix yang ada di belakangnya, sedangkan Magus dan Cicero memanggil pusaran energi vitalitas yang berada tepat di bawah kaki mereka. Semuanya mulai mengikuti mereka di belakang Tyr dengan kecepatan tinggi. Mereka terbang melewati pegunungan dan sungai dan akhirnya berhasil mencapai langit di atas Gunung Teror, tempat Tyr dan Magus pertama kali memasuki ruangan pesona. Saat ini, Abraham sedang memberikan umpan makanan bebek di halaman bersama kakeknya di wilayah Greenville. Raungan naga itu tiba-tiba terdengar dari ruang kehampaan. Tyr, yang masih berada diatas tubuh Naga Emas, kini tampak muncul dari cakrawala. “Kakek, lihat! Ada seekor naga di langit!” Seru Abraham sambil menunjuk ke langit dan menatap Naga Abadi yang ada di atas udara. Orang tua itu juga mendengar raungan yang keras dari sang naga, tanpa sadar reflek dia melihat ke atas udara. Detik berikutnya, kulitnya tiba-tiba berubah menjadi pucat karena dia merasa ketakutan. Kemudian dia buru-buru berlutut di atas tanah dan menyembah sosoknya. Melihat cucunya masih menatap keatas langit dengan ekspresi penasaran di wajahnya, lelaki tua itu buru-buru menariknya dan memakinya dengan gugup, “Abraham, untuk apa kau masih berdiri di sana? Dia itu dewa! Jika kau tidak berlutut saat melihat sosok seorang dewa, maka kau akan mendapatkan hukuman dari surga!” Keluarga Abraham bukan satu-satunya orang yang melakukan itu. Penduduk desa yang lainnya juga telah mendengar gerakan yang sama dan bergegas keluar dari rumah mereka. Ketika mereka melihat sosok Naga Emas yang terbang di atas langit, reaksi semua orang hampir sama dengan orang tua itu. Mereka berlutut di atas tanah satu demi satu dan terus-menerus bersujud pada mereka. “Kakek, dia itu bukan dewa.” Paman Tyr yang datang ke rumah kami sebelumnya. "Omong kosong macam apa yang kau bicarakan nak?" tegur lelaki tua itu dengan cemas. “Ini Paman Tyr! Perhatikan baik-baik jika kau tidak percaya padaku!" Saat ini, Naga Emas sedang terbang diatas ketinggian yang rendah. Ketika Tyr berdiri di atas kepala naga, orang-orang yang berada di atas permukaan tanah secara kasar dapat melihat sosoknya. Pria tua itu mendongak dengan gugup. Detik berikutnya, seluruh tubuhnya terlihat gemetar dengan hebat. "Itu dia! Ini benar-benar dia! Pria itu adalah seorang dewa!” Pria tua itu tengah berlutut di atas tanah dengan kondisi yang sangat bersemangat dan bersujud padanya. Dia berseru, “Dulu pernah ada seorang Dewa yang tinggal di rumahku! Seorang Dewa pernah tinggal di rumahku… Seorang Dewa!” Tyr telah mengemudikan tubuh Naga Emas saat binatang yang luar biasa itu terbang melintasi wilayah Greenville. Pada akhirnya, mereka tiba diatas langit dan melintasi hutan. Tyr terbang dari kepala naga itu seorang diri saat tubuhnya digantung di atas udara. Dia mengulurkan tangannya dan menarik ruang kehampaan dengan sosoknya yang santai. Dia terlihat seperti sedang merobek selembar kertas. Keretakan yang besar tiba-tiba muncul di dalam ruang kehampaan. "Ayo kita harus segera pergi. Sudah waktunya pulang." Sosok Naga Emas telah membawa Tyr di atas punggungnya sekali lagi. Kemudian, dia mengayunkan tubuh Naga Emasnya yang besar dan terbang melalui celah yang tersisa. Cicero, Xavion, dan Magus tampak mengikuti mereka dari belakang. Pada saat yang sama, kembali ke dunia luar. Jika dilihat secara keseluruhan, sudah sekitar tiga bulan sejak mereka meninggalkan dunia luar untuk mencari buku kelima. Jim telah menginstruksikan mereka untuk mendapatkan Manuskrip Penyiksaan dan kembali ke dunia luar dalam waktu secepat mungkin. Meski serangan Spartacus membuat Apophis terluka parah, namun kondisinya masih dapat pulih dalam waktu yang cukup singkat dan menjadi seorang Dewa. Jim memperkirakan bahwa mereka punya waktu yang tersisa sekitar tiga bulan. Nyatanya, Apophis menjadi Dewa dalam waktu sebulan lebih awal dari perkiraan Jim. Hampir sebulan yang lalu, Ujian Guntur tiba-tiba turun ke Kutub Utara. Menyebabkan seluruh dunia tampak bergetar. Kekuatan yang sangat mengerikan itu telah menghancurkan berbagai satelit di luar angkasa. Setelah Apophis menjadi Dewa, GPE mulai menguasai dunia. Pada minggu pertama setelah Apophis menjadi seorang Dewa, kira-kira dua puluh hari yang lalu, GPE secara resmi memberi tahu berbagai negara di wilayah bagian barat bahwa mereka harus mengalihkan otoritas pemerintahan mereka kepadanya. Dia berusaha untuk menyatukan negara-negara di wilayah itu dalam kurun waktu yang sangat singkat. Secara natural, permintaannya ini telah mendapatkan tantangan keras dari para negara-negara ini. Setelah itu, negara-negara tersebut akan menggunakan sejumlah besar senjata berteknologi tinggi dan berusaha untuk menghilangkan GPE. Pada hari kedua mulai terjadi perpecahan perang, Apophis dianggap telah berhasil mengalahkan negara-negara itu seorang diri. Tiga hari kemudian, negara-negara tersebut mulai menyerah kepada Organisasi GPE. Dua pekan lalu, berbagai negara timur juga merasa terancam oleh Organisasi ini. Dalam waktu kurang dari seminggu, semua negara timur telah berhasil dikalahkan oleh Apophis. Negara-negara ini tidak punya pilihan selain menyerah padanya. Dengan Rusia dan Kerajaan Tengah, yang terus melawan Organisasi GPE sampai akhir, sebagai pengecualian, semua bangsa dan pasukannya telah berhasil dikalahkan oleh Apophis kurang lebih seminggu yang lalu. Tiga hari lalu, Organisasi GPE mengeluarkan ultimatum kepada Kerajaan Tengah dan Rusia. Setelah pertemuan diadakan di antara para pejabat tinggi di kedua negara, mereka memutuskan untuk bertempur sampai mati. Kemarin, dunia seni bela diri kuno, Pasukan Naga, Klock, dan para Demigod utama bergabung untuk melawan Apophis dalam duel di Gunung Rospids.

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.