NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 18

Thalia pun berdiri diam tanpa bergerak. Dia menundukkan pandangannya, entah apa yang sedang dipikirkannya. Karena Thalia belum masuk ke mobil, Hanisha pun mengangkat alisnya dan bertanya dengan tenang, "Kenapa? Kok kamu nggak masuk?" Ada nada tidak sabar tersirat dalam suara Hanisha. Thalia pun memandang Zavier. Pria itu sedang duduk di kursi pengemudi sambil membalas pesan di ponselnya. Saat mendengar kata-kata Hanisha, Zavier mengangkat pandangannya dan menatap Thalia. Tatapan Zavier terlihat sangat tenang, tetapi hati Thalia justru mendadak merasa getir. Pakaian Hanisha tidak mungkin baru diletakkan. Thalia tahu bahwa Zavier dan Hanisha sangat akrab, tetapi ternyata hubungan mereka sudah sedekat ini. Zavier sangat terobsesi dengan kebersihan, dia tidak suka ada barang milik orang lain di dalam mobilnya. Zavier akan merasa tersinggung. Thalia tenggelam dalam lamunannya dan tidak bergerak. Zavier menatapnya dan bertanya dengan suara yang lebih dalam, "Ada apa?" Thalia pun tersadar dari lamunannya. Dia melepaskan tangannya yang memegang pintu mobil dan menjelaskan dengan suara pelan, "Aku baru ingat kalau ada yang tertinggal di poli, aku akan kembali mengambilnya." Ekspresi Zavier tidak berubah. Dia hanya membalikkan ponselnya dan bertanya, "Berapa lama kami harus menunggu?" Thalia tahu bahwa Zavier sudah tidak sabar. Zavier tidak pernah melakukan sesuatu yang membuang-buang waktu. Hati Thalia terasa sedikit getir. Dia menundukkan pandangannya untuk menghalangi tatapan dingin Zavier, lalu berkata dengan suara serak, "Nggak usah menungguku. Kalian duluan saja, nanti aku naik taksi setelah mengambil yang tertinggal." Zavier mengangguk dengan tenang. "Oke." Thalia menutup pintu mobil dan mundur dua langkah. Terdengar suara mobil menyala dan Zavier langsung melajukan mobilnya. Thalia berdiri di sana sebentar sebelum perlahan pergi naik taksi. Karena terjadi kemacetan di jalan, jadi dia sampai rumah setengah jam lebih lambat dari Zavier dan Hanisha. Liana berpura-pura tidak melihat Thalia dan sibuk menyajikan sup untuk Hanisha. Andre mengernyit dan berkata, "Pergilah cuci tanganmu dan makan." Kebanyakan hidangan di meja adalah hidangan pedas yang khusus dibuat Liana untuk memenuhi selera Hanisha. Keluarga yang mengadopsi Hanisha tinggal di Kota Mallora, orang-orang di sana lebih menyukai makanan pedas. Thalia mengambil sepotong iga dan memakannya perlahan. Dia tidak bisa makan makanan pedas. Ada juga hidangan bercita rasa ringan di atas meja, tetapi diletakkan cukup jauh dari Thalia "Thalia, Hani, ibumu dan Ayah sudah berdiskusi. Kami akan mengadakan pesta untuk Hani minggu depan dan memperkenalkan Hani secara resmi kepada semua orang." Andre meletakkan sendoknya dan berbicara dengan suara tenang. Lalu, dia menatap Hanisha dengan lembut. "Kami sengaja memilih hari di mana kamu lagi istirahat. Ayah tahu kamu nggak mau pekerjaanmu sampai terganggu." "Terserah kalian," jawab Hanisha dengan dingin. Wajahnya datar tanpa ekspresi dan nadanya terdengar tidak senang. Andre menatap Thalia lagi, lalu berpikir sejenak dan berkata, "Thalia, soal pemisahan kartu keluarga yang sebelumnya Ayah bilang ...." Selain Grup Harmoni, Keluarga Wenos juga memiliki yayasan amal. Ketika Andre mengadopsi Thalia, salah satu alasannya adalah untuk menghibur istrinya yang berduka karena kehilangan putri mereka. Namun, tindakannya itu lebih ke arah sebagai fondasi. Jika Andre ingin mempromosikan Yayasan Harmoni, dia harus memiliki reputasi yang terkenal. Tidak ada cara yang lebih baik daripada mengadopsi anak yatim piatu. Namun, kini Hanisha sudah kembali. Istrinya selalu merasa terganggu dengan keberadaan Thalia dan Andre juga khawatir putri kandungnya akan berselisih dengan keluarga karena putri angkatnya. Itulah sebabnya Andre ingin memisahkan kartu keluarga Thalia. Namun, jika dia benar-benar melakukannya, orang lain akan mengatakan bahwa dia tidak menginginkan anak angkatnya mentang-mentang anak kandungnya sudah kembali. Jika itu terjadi, reputasi yang dibangun oleh Harmoni selama bertahun-tahun akan hancur. Andre terdiam beberapa saat, lalu menatap Thalia dengan tatapan yang lebih lembut. Dia pun bertanya dengan ragu, "Thalia, apa kamu bersedia untuk mengatakan bahwa kamu ingin berpisah dari Keluarga Wenos?"

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.