NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 532 Putri Manja

Hmm? Yvonne berbalik dan melihat seorang gadis kecil berdiri di tangga dengan gaun putri berwarna merah muda sambil menatap dirinya dengan dengki. Gadis kecil itu terlihat seperti berusia sekitar lima atau enam tahun, tetapi ia terlihat jauh lebih kuat dan lebih tinggi daripada anak-anak lain seusianya. Wajahnya chubby dan terlihat menggemaskan. Sayangnya, kelucuannya itu dihancurkan oleh ekspresi di wajahnya. Itu Anna Lancaster, gadis kecil yang memimpin anak-anak lain untuk mengganggu Theo. Ia memang putri Jacqueline. Sorot mata dan nada suaranya sama seperti Jacqueline, sangat tidak menyenangkan. Meskipun Yvonne tidak begitu menyukainya, ia tidak menunjukkannya di wajahnya. Ia berpura-pura tak tahu apa-apa dan bertanya pada pria di sebelahnya, "Henry, dia pasti putrimu." Henry mengerutkan kening. Ia ingin mengklarifikasi jika Anna adalah anak tirinya, tetapi kemudian menyadari jika Anna masih belum tahu tentang identitasnya sebagai anak tirinya. Karena itu, ia hanya bisa berkata, "Ya." "Dia menggemaskan," Yvonne memujinya tetapi bersungguh-sungguh. Hendri tidak menjawab. Ia melirik Anna yang berdiri di tangga. Menggemaskan? Pria itu sama sekali tidak berpikir begitu. "Kamu siapa?" Ketika Anna melihat Yvonne tidak menjawab pertanyaannya, ia menjadi sedikit tidak senang. Ia bertanya lagi sambil menatap Yvonne dengan mata terbuka lebar. Kali ini, ekspresi wajahnya tak hanya bermusuhan, tetapi nada suaranya juga menjadi bermusuhan. Henry menyipitkan matanya. "Anna, jaga sikapmu!" "Tidak apa-apa, dia hanya anak-anak." Yvonne tersenyum dan memanggil Anna, "Kemarilah, gadis kecil. Aku akan memberitahumu siapa aku." Anna ragu-ragu sejenak, lalu berjalan dengan kaki pendeknya. "Kamu bisa memberitahuku sekarang." Nada suaranya terdengar seakan ia sudah dewasa. Yvonne mencoba untuk tersenyum padanya sambil berkata, "Aku teman Ayahmu. Kamu bisa memanggilku Nona Smith." "Teman Ayah?" Anna menatapnya dalam-dalam. Yvonne mengangguk. "Iya." Anna tidak bisa mempercayainya. Ia berbalik untuk menatap Henry. Henry sedikit mengangguk, "Anna, sapa Nona Smith." "Tidak, tidak mau!" Anna membalas dengan keras dan memelototi Yvonne dengan marah, "Ibu bilang semua wanita itu jahat dan mereka semua punya niat buruk." "Apa?" Yvonne terkejut. Ia menatap Henry dengan tatapan kosong. Henry merengut. "Anna, apa kamu tahu apa yang kamu bicarakan?" "Tentu saja. Ibuku bilang ada banyak wanita di luar sana yang ingin tidur di ranjang Ayah. Ibu juga bilang kalau ada wanita di perusahaan Ayah yang mencoba berbicara denganku, wanita itu pasti berusaha menyenangkan aku untuk mendekati Ayah. Ayah, Ayah ingin aku menyapanya, jadi dia pasti jalang yang mencoba untuk tidur di ranjang Ayah, seperti yang Ibu bilang padaku!" Anna menunjuk Yvonne dan berkata dengan marah. Yvonne tercengang dengan ucapannya. Sulit membayangkan seorang gadis berusia lima tahun mengatakan semua itu. Tidur di ranjang ayahnya, mendekati ayahnya, jalang? Apakah seorang anak kecil baru saja mengatakan itu semua? Orang dewasa sekalipun akan merasa malu saat mengatakan hal seperti itu, tapi itu terlihat sangat wajar baginya meskipun Anna hanya seorang anak kecil, yang sangat mengejutkan. Apa yang Jacqueline ajarkan pada anaknya? Meskipun Yvonne terkejut, Henry lebih marah lagi. Wajahnya yang tampan menjadi gelap. Ia menatap Anna yang ada di depannya dengan dingin. "Anna Lancaster, apa Jacqueline yang mengajarimu berbicara seperti itu?" Anna merasakan kemarahan Henry, dan tubuh mungilnya gemetar sambil mengangguk malu-malu. Henry mengepalkan tangannya dengan sangat erat sampai pembuluh darah biru di lengannya terlihat. "Apa lagi yang dia ajarkan padamu?" Anna mengerut dan berkata, "Ibu juga bilang kalau ada wanita jahat, aku harus mengusir mereka. Ayahku milik Ibuku, jadi kita tidak boleh membiarkan seekor rubah betina mengambil Ayah." "Jacqueline! Conrad!" Henry menggertakkan giginya dan mengeluarkan dua kata itu dari mulutnya. Henry tidak percaya inilah cara wanita itu mengajari anaknya. Yvonne, yang berada di samping mereka, mendengarnya dan menyentuh dagunya. Tidak heran anak itu bersikap memusuhinya. Ternyata itulah yang diajari Jacqueline. Jacqueline benar-benar mengejutkannya dengan cara didikan dan nilai-nilai yang menyimpang dalam kehidupan. Begitulah wanita itu mengajari anaknya dan ia tampaknya tidak peduli jika itu akan menghancurkan kehidupan putrinya. "Anna Lancaster, dengarkan aku. Kamu tidak boleh mengatakan hal itu lagi, ya? Kalau aku mendengar kamu mengatakan hal itu lagi, aku akan menendangmu keluar seperti yang aku lakukan pada Ibumu," kata Henry kasar. Anna ketakutan dan segera mulai menangis. Dunia anak-anak itu hitam dan putih, dan seorang anak bisa nakal atau naif. Saat ini, Anna benar-benar mengira jika ia akan diusir dari rumahnya. Ia ketakutan karena dari sudut pandangnya, diusir berarti Ayahnya tidak menginginkannya lagi. Itu sebabnya ia mulai menangis. "Ayah, aku salah. Aku tidak akan mengatakan hal itu lagi, jangan usir aku ..." teriak Anna. Ekspresi Henry sedikit mereda. "Kalau kamu tahu kamu salah, kamu harus berubah dan melupakan semua yang diajarkan Ibumu dan mendengarkan Nenek Sue di masa depan. Kalau tidak, aku tetap akan menendangmu keluar." "Aku mengerti sekarang dan aku akan mendengarkan Nenek Sue." Anna mengangguk cepat. Henry kemudian berkata, "Minta maaf sama Nona Smith sekarang." Anna terisak dan menoleh ke arah Yvonne untuk meminta maaf dengan enggan. Yvonne mengerucutkan bibirnya dan tersenyum pada dirinya sendiri. Ia tidak berusaha mencari kesalahan seorang anak, tetapi ia terperangah dengan sikapnya. Apakah itu caranya meminta maaf? Jika Anna tidak mau meminta maaf, mengapa repot-repot? Yvonne juga berpikir meskipun Henry menyuruh Anna untuk meminta maaf kepada Theo, ia mungkin tidak akan mau melakukannya juga. Henry dengan cepat memperhatikan sikap Anna, dan tatapannya terlihat tidak senang, "Anna, minta maaf dengan benar." Anna merasa lebih kesal saat Henry berkata demikian. Anna tidak merasa jika ia salah. Ibunyalah yang mengajarinya semua itu, jadi meskipun salah, itu adalah kesalahan Ibunya. Alasannya mengaku salah adalah karena Anna tidak ingin Ayahnya mengusirnya. Jadi Anna meminta maaf karena ayahnya yang menyuruhnya. Kenapa ia harus meminta maaf lagi? Semakin Anna memikirkannya, semakin ia marah. Anna memelototi Yvonne dan berteriak, "Maaf!" Ia lalu berlari ke atas dengan cepat. Ketika Henry melihat itu, wajahnya kembali tenggelam. Yvonne menepuk pundaknya. "Lupakan saja. Jangan marah, aku tidak akan menyimpan dendam pada seorang anak." "Maaf." Henry menatapnya dengan tatapan meminta maaf. Yvonne mengangkat bahu. "Tidak apa-apa. Aku perlu menggunakan kamar kecil." Wanita itu berdiri dan berjalan menuju arah kamar mandi. Begitu Yvonne sampai di kamar kecil, ia menutup pintu, dan senyuman empati di wajahnya langsung menghilang dan digantikan oleh senyum mengejek. Pantas Anna adalah anak Jacqueline. Ia sudah memiliki sikap busuk di usia yang begitu muda. Dari sudut pandang Yvonne, karakter anak itu tampaknya sudah berkembang sepenuhnya dan tidak bisa lagi diperbaiki. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Yvonne mencibir dengan dingin dan menyalakan keran sambil berpikir. Ketika ia keluar dari kamar kecil, Sue hampir selesai menyiapkan makan siang. Ketika Yvonne dan Henry pergi ke ruang makan, ia sedikit terkejut melihat semua hidangan di atas meja adalah makanan favoritnya. Namun Yvonne segera menyadari Sue melakukannya khusus untuknya. Ada perasaan hangat samar di hatinya, dan Yvonne tersenyum lembut. Henry melihat senyumnya dan merasa linglung. Jauh di lubuk hatinya, Henry merasa sepertinya inilah senyum tulusnya. Cara Yvonne biasanya tersenyum, meskipun tulus, agak bercampur dengan emosi lain, jadi tidak sealami ini. Yvonne memperhatikan tatapan Henry dan menatapnya. "Henry, kenapa kau menatapku?"

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.