NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 511 Tidak Pernah Memaafkan

"Hm?" Guru itu tercengang. Membayarnya? "Mama Theo, apakah Anda ingin ...." Yvonne mencibir dengan dingin, "Ya, saya melakukan apa yang Anda pikirkan. Beri tahu asisten Henry kalau mereka harus menunggu pembalasan saya. Saya tidak akan membiarkan mereka mengganggu putra saya!" Dia serius! Dahi guru itu berkeringat dingin dan ia berkata dengan getir, "Nona Smith, saya mengerti perasaan Anda, tetapi ini hanya konflik antara anak-anak. Tidak perlu melibatkan orang dewasa. Apalagi ayah Anna adalah Tuan Lancaster ...." "Lantas?" Yvonne berkata dengan sarkastis, "Dia adalah ketua Grup Lancaster, tetapi saya sendiri tidak terlalu buruk. Mereka harus membayarnya, dan begitu juga Anda. Anda mengetahui situasi Theo dan anak saya autis, tetapi Anda mencoba menyembunyikan kenyataan kalau Theo diganggu, jadi saya juga tidak akan membiarkan hal ini!" Ketika percakapan berakhir, Yvonne menutup telepon dan mengirim pesan pada Lisa untuk pergi ke taman kanak-kanak agar menjemput Theo. Setelah mengirim pesan kepada Lisa, Yvonne menghubungi kepala sekolah TK dan menggunakan statusnya untuk menekan kepala sekolah agar memecat guru Theo. Meski guru itu sangat baik kepada anak-anak, menurut Yvonne guru itu kurang bertanggung jawab. Guru itu menghentikan anak-anak mengganggu Theo begitu ia mengetahuinya, tetapi ia tidak memberi tahu orang tua tentang kejadian itu setelahnya. Oleh karena itu, guru itu bisa dianggap cukup lalai. Selain itu, guru itu juga mengatakan jika ia tidak mendengar anak-anak itu mengata-ngatai Theo lagi, tetapi ia mungkin tidak tahu apa yang akan dilakukan anak-anak itu secara diam-diam. Guru itu mungkin tidak tahu apakah anak-anak akan mengata-ngatai Theo secara diam-diam atau tidak, kan? Untungnya, Theo baru mulai diganggu dalam beberapa hari terakhir. Jika Theo sudah lama diganggu, mungkin autismenya akan semakin parah. Jika itu terjadi, siapa yang akan bertanggung jawab akan akibatnya? Oleh sebab itu, guru itu tidak boleh terus bekerja disana! Kepala sekolah TK menerima perintah Yvonne untuk memecat guru tersebut, jadi ia tidak mengatakan apa-apa dan hanya menyetujuinya. Guru memang bertanggung jawab atas masalah ini. Setelah ia menutup telepon, kepala sekolah pergi ke kantor guru dengan surat pemberhentian. Guru itu sedang berbicara dengan Joe tentang panggilan telepon tadi. Setelah ia melihat kepala sekolah TK datang membawa surat pemecatan, ia tercengang. Ia tak percaya dirinyaa baru saja dipecat karena telah salah membuat keputusan. Joe juga melihat surat pemecatan itu dan mengerutkan kening. Ia bergumam, "Sepertinya dia memang bersungguh-sungguh!" Sekarang setelah guru itu dipecat, Joe menyadari jika ibunya Theo tidak hanya menggertak. Ia benar-benar ingin berperang melawan mereka. Joe menyadari betapa seriusnya masalah ini saat memikirkannya. Setelah ia menyapa kepala sekolah, Joe membawa Anna keluar dari taman kanak-kanak dan pergi ke Grup Lancaster untuk mencari Henry. Ia lalu menceritakan semuanya pada Henry. Wajah Henry menjadi muram setelah mendengar apa yang dikatakan Joe. Ia mengira masalah ini bisa diselesaikan selama ia meminta maaf kepada mereka. Namun, mereka tidak mau menerima permintaan maaf mereka dan mengancam akan membuat mereka membayarnya. Masalah ini jelas bukan lagi konflik kecil antara anak-anak, tetapi konflik antara dua keluarga. Selain itu, dilihat dari kenyataan bahwa orangtuanya memiliki kekuatan untuk memberhentikan seorang guru sesuka mereka, dan mereka tidak takut pada keluarga Lancaster, latar belakang keluarga mereka tampaknya setara dengan keluarga Lancaster. Joe melirik Anna di sofa dan bertanya, "Tuan Lancaster, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Anna sepertinya tahu ia mendapat masalah. Ia menundukkan kepalanya dan tetap di sudut sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, Joe tahu anak ini hanya bersikap baik sebentar, dan ia akan membuat masalah lagi setelah itu. Henry melipat kakinya dan mengetukkan jarinya ke lutut beberapa kali sebelum berkata dengan suara yang dalam, "Apakah ada orang terhormat di Vancouver yang baru saja kembali dari luar negeri? Latar belakang mereka mungkin juga setara dengan keluarga Lancaster." Begitu mereka mengetahuinya, mereka dapat mengetahui siapa orang tua dari anak itu. Joe tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya, "Tuan Lancaster, biasanya ada kehebohan besar ketika keluarga kelas atas kembali dari luar negeri, jadi bagaimana mungkin kita tidak tahu? Selain itu, satu-satunya keluarga kelas atas yang baru saja kembali ke Kanada dengan latar belakang keluarga yang memiliki reputasi baik seperti keluarga Lancaster adalah Nona Shannon. Tapi Nona Shannon masih lajang, jadi bagaimana mungkin dia bisa punya anak? Tuan Smith juga tidak punya anak." Henry tidak berbicara lagi dan ia juga tidak membantah ucapan Joe. Sejak semula Henry tidak mengira itu adalah keluarga Smith, dan ia tidak pernah mengira mereka adalah keluarga tersebut. Tapi jika bukan keluarga Smith, siapa lagi? Kecuali mereka, tidak ada keluarga kelas atas asing lainnya yang kembali ke Kanada baru-baru ini. Ketika Joe menyadari apa yang sedang dipikirkan Henry, ia merasa ragu dan berkata, "Tuan Lancaster, haruskah aku menyelidikinya?" Hendri mengangkat tangannya. "Tidak. Karena kekuatan mereka tidak lebih lemah dari keluarga Lancaster, tidak perlu diselidiki karena hal itu hanya akan lebih mengganggu mereka." Joe menggaruk kepalanya. "Lalu bagaimana kita mengetahui identitas mereka?" Henry mengerutkan bibir bawahnya, lalu menatap Anna di sofa dan melambai padanya. "Kemari!" Anna tidak berani menentangnya, jadi ia dengan patuh turun dari sofa dan berjalan perlahan. Gadis kecil itu memanggil sambil menatapnya, "Ayah ...." "Siapa nama lengkap anak yang kamu ganggu?" tanya Henry. Anna memiringkan kepalanya. "Theo." Henry terdiam. "Nama lengkapnya!" "Hanya Theo," Anna mengerjap dan berkata lagi. Joe memandangnya dan berkata tanpa daya, "Tuan Lancaster, nama terdaftar anak itu memang Theo. Itu nama panggilannya. Orang tuanya tidak mendaftarkan nama lengkapnya yang sesungguhnya. Aku dengar dari kepala sekolah kalau Theo hanya akan berada di TK sebentar. Setelah orang tuanya menyelesaikan urusan mereka di Vancouver, mereka akan membawanya kembali ke Amerika Serikat." "Kembali ke Amerika ..." Henry menyipitkan matanya, "Mereka tidak mencatat namanya secara rinci. Mereka begitu misterius, seolah-olah mereka bersembunyi dari seseorang." Joe mendorong kacamatanya. "Aku juga berpikir begitu. Meskipun kepala sekolah tidak mengungkapkan identitas rinci Theo dan orang tuanya, kepala sekolah memang memberi tahu aku tentang kondisi Theo, jadi aku bisa mengerti alasan ibunya Theo sangat marah." "Katakan padaku!" Henry menatapnya. Joe berkata dengan emosional, "Kepala sekolah bilang kalau Theo lahir prematur dan lemah dan kurus. Theo juga menderita autisme yang parah. Alasan orang tuanya mengirimnya ke TK adalah karena mereka berharap suasana TK yang semarak dapat mempengaruhinya dan membuat autismenya lebih baik." Joe melanjutkan sambil menatap Anna, bimbang. "Tapi Anna memimpin anak-anak lain untuk mengucilkan Theo dan mengata-ngatainya. Pasien autis sensitif secara emosional, sehingga autismenya mungkin semakin buruk karena diintimidasi. Aku rasa itu sebabnya ibu Theo sangat marah, karena dia takut akan hal itu." "Oh begitu!" Henry menyentuh dahinya. Jadi anak itu autis. Entah kenapa, Henry merasa sangat tidak nyaman dan merasa sedikit tertekan untuk anak bernama Theo. Suasana hatinya terpengaruh, dan ketika ia melihat Anna lagi, Henry menatapnya dengan sedikit kebencian. Anak-anak seringkali sangat sensitif dalam merasakan emosi. Ketika Anna menyadari Henry tidak senang dengannya, matanya langsung memerah dan ia mulai merasa takut, seolah-olah ia secara perlahan-lahan kehilangan sesuatu yang penting. Apa itu? Anna masih muda dan tidak bisa mengetahuinya. "Ayah ..." Wajah Anna pucat dan ia mengumpulkan keberanian untuk maju dan meraih celana Henry sambil ingin mendekati Henry. Ketika Henry memperhatikannya, ia mengerutkan kening dan dengan lembut mendorong ujung jari kakinya ke lantai untuk duduk lebih jauh, menghindari sentuhannya. Anna melihatnya dan menatap Henry dengan tidak percaya. Mulutnya ternganga. Ayah benar-benar menghindarinya. Ayah tidak ingin Anna menyentuhnya. Apakah ia tidak mencintainya lagi?

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.