NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 508 Kondisi Sue

Hanya Sue yang akan menyiapkan suplemen seperti itu, terutama sup ayam. Dulu, Sue sering berbicara tentang apa yang harus dimakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ketika ia kehilangan anak pertamanya, Sue akan merebus sup ayam untuknya. Begitu memikirkan hal ini, Yvonne menurunkan matanya dan tertawa pelan. Tawanya penuh emosi. Sudah enam tahun sejak terakhir kali ia melihat Sue. Ia tidak tahu bagaimana Sue sekarang. Apakah lututnya masih sakit saat cuaca berangin atau hujan? Dan Federic. Federick berusia delapan puluh delapan tahun sekarang. Yvonne tidak tahu apakah tubuhnya masih kuat .... "Apa ada masalah?" Begitu Henry menyadari Yvonne tiba-tiba menjadi sedih, Henry memandangnya dengan curiga. Ia tidak mengerti mengapa mata Yvonne merah ketika dia melihat suplemen. Yvonne mengendus. "Tidak apa. Maaf, ini memalukan. Aku sangat tersentuh, aku tidak menyangka kalau kau meminta seseorang menyiapkan begitu banyak suplemen.” Henry menjawab dengan suara rendah, “Aku hanya meminta. Asisten rumah tanggaku langsung menyiapkannya.” 'Berarti benar kalau dia memang Sue,' kata Yvonne dalam hatinya dan senyumnya menjadi lebih lebar. Yvonne berkata dengan nada santai, “Oh? Asisten rumah tangga? Asisten rumah tanggamu mempersiapkan begitu banyak. Tampaknya dia memiliki status yang tinggi?” Henry berkata dengan lembut, "Dia sudah seperti keluarga." Mata Yvonne berkedip. "Dia pasti senang kau anggap sebagai keluargamu." "Aku ingin mengirimnya ke luar negeri ketika dia pensiun, namun dia tidak mau." Henry duduk. Yvonne mengerutkan kening. "Kenapa? Apa dia sudah tua?" Jika Yvonne mengingatnya dengan benar, Sue baru berusia sekitar enam puluh tahun sekarang. Mengapa ia ingin menyokong Sue setelah ia pensiun? Selain itu, Sue punya anak, jadi Henry tidak perlu menyokong selama masa pensiunnya. “Dia belum terlalu tua, tapi dia jatuh dua tahun lalu dan pinggangnya terluka. Dia sering mengalami nyeri punggung bagian bawah. Aku memintanya pergi ke luar negeri untuk berobat, tetapi dia menolak. Adapun alasannya ..." Henry mengerutkan bibir tipisnya dan tidak berbicara. Tapi Yvonne secara kasar bisa menebak alasannya. Sue menolak pergi ke luar negeri untuk perawatan mungkin karena ia ingin memantau Jacqueline. Sue tidak pernah menyukai Jacqueline, jadi ia tidak puas wanita itu menjadi Nyonya Lancaster, tetapi ia tidak bisa tidak mematuhi Henry, jadi ia hanya bisa tinggal di vila untuk memantau Jacqueline. Yvonne berbisik, "Konyol sekali!" Henry tidak mendengar dengan jelas. "Apa yang kau bilang?" Yvonne menggenggam tangannya dan bertanya, “Tidak apa-apa. Aku bilang, bagaimana asisten rumah tanggamu jatuh?" Henry tidak melihat kekhawatiran di matanya. Ia menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri dan menjawab dengan lemah, "Dia jatuh ketika turun." Yvonne bertanya lagi, “Aku mengerti. Di bagian mana lagi yang sakit?" Henry tidak bodoh. Ia tidak memperhatikan Yvonne ketika ia bertanya dua kali. Namun ketika Yvonne bertanya berkali-kali Henry jadi memperhatikannya. Henry merasa kalau wanita di depannya ini terlalu peduli pada Sue. Pertanyaannya terlalu detil. Meskipun ia berpikir begitu, Henry menjawab, "Tidak, hanya pinggangnya." Yvonne menghela napas lega, "Benarkah?" Henry menatapnya dan menyuarakan keraguannya. "Kau sepertinya sangat peduli dengan asisten rumah tanggaku?" Mata Yvonne berkedip sedikit bingung. Namun dengan cepat, ia menenangkan dirinya dan tertawa. “Ya. Lagipula, dia menyiapkan begitu banyak suplemen untukku. Jadi, normal kan kalau aku peduli padanya? Itu hanya sebuah bentuk kesopanan." Yvonne seolah memikirkan sesuatu. Ia tiba-tiba berdiri, dan mengambil tongkat kruknya kemudian pergi ke kamar. Ketika ia keluar lagi, ada tas di tangannya. "Henry, tolong berikan ini pada asisten rumah tanggamu." Yvonne memberikan tas itu pada Henry. "Apa ini?" Henry mengambilnya dan membuka tas itu untuk melihat. Akan tetapi, tas itu terbungkus begitu erat sehingga ia tak bisa melihat isinya. Yvonne menjawab dengan tenang, "Ini salep untuk meredakan sakit punggung." Henry menyipitkan matanya. "Kenapa kau punya salep?" Wanita ini tidak terlihat seperti seseorang dengan nyeri punggung. Yvonne melihat kecurigaan di mata Henry dan duduk kembali di kursinya. “Aku membawa ini untuk ayahku. Dia menderita masalah punggung karena sering duduk di kantor sepanjang tahun. Sebelum aku pulang, aku dengar dari paman kalau salep itu sangat manjur jadi aku membelinya secara khusus. Akan akan mengirimkannya." Sekarang Yvonne mendengar bahwa Sue juga menderita sakit punggung bagian bawah. Ia hanya meminta Henry untuk membawa salep ini kepada Sue. Ternyata begini …. Henry menyingkirkan keraguannya dan mengembalikan tas itu padanya. "Karena ini untuk ayahmu, kau tidak boleh memberikannya kepada orang lain." "Aku akan membeli lebih banyak, harganya tidak terlalu mahal." Yvonne memindahkan tas itu ke arah Henry lagi. Ia sangat bertekad. Yvonne menjelaskan kalau Henry harus menerimanya. Henry sedikit tidak senang dengan sikap Yvonne. “Kenapa kau memaksaku memberikannya pada asisten rumah tanggaku? Kau tidak mengenalnya, kan?" "Ya." Yvonne mengangguk. “Meski aku tidak mengenalnya, aku selalu bersikap baik. Selain itu, asisten rumah tanggamu telah menyiapkan begitu banyak suplemen untukku. Aku melakukannya sebagai sopan santun. Jangan terlalu memikirkannya, Henry." Yvonne menepuk bahunya. Henry bahkan lebih tidak senang. Kesopanan apa? Henry-lah yang meminta Sue untuk menyiapkan hal-hal ini. Bahkan jika itu memang wanita ini melakukannya karena sopan santun, bukankah dia harus memberikan benda ini padanya? Kenapa harus pada Sue? Begitu Yvonne menyadari kalau pria itu tidak senang, ia mendekatinya. "Henry, ada apa denganmu?" Aroma parfum Yvonne masuk ke hidung Henry. Tubuhnya langsung menjadi tegang. Ingatannya ketika berada di acara lelang muncul di benaknya. Saat itu, ia bereaksi pada Yvonne ketika ia mencium aroma parfum wanita ini! Begitu memikirkan hal ini, Henry berdiri dan membuang muka. "Aku baik-baik saja. Aku harus pergi." "Kau pergi sekarang?" Yvonne sedikit terkejut. Henry menjawab dengan suara yang dalam. "Ada sesuatu yang harus aku lakukan di kantor." “Kalau begitu, aku tidak akan menahanmu lagi. Hati-hati mengemudi." Yvonne melambai padanya. Henry merasa lebih tidak nyaman melihat bahwa wanita ini tidak ingin menahannya lebih lama, seolah-olah ia menyuruhnya pergi lebih awal. Ia bahkan tidak berbicara dengannya. Henry menurunkan kelopak matanya dan berjalan ke pintu dengan tas. Langkahnya cepat dan berat, persis seperti langkah Theo tadi malam. Mereka memang ayah dan anak. Ekspresi wajah Yvonne tampak sangat rumit. Meskipun mereka tidak tinggal bersama, Yvonne bisa melihat bayangan Henry dalam perilaku Theo. Ikatan darah benar-benar luar biasa! Henry tidak tahu apa yang dipikirkan Yvonne. Ia merasakan tatapan wanita itu di belakangnya dan berpikir bahwa Yvonne memang mengantarnya pergi. Hatinya tiba-tiba rileks. Ia tak tahu alasannya, tetapi sangat menyenangkan melihat dirinya diawasi. Sudut mulut Henry berkedut sedikit, lalu ia membuka pintu. Joe sedang menunggu di luar suite. Saat ia mendengar sebuah gerakan, ia berbalik dan melihat Henry keluar. Ia buru-buru menyapa, “Tuan. Lancaster.” Henry bergumam dan menyerahkan tas di tangannya. Joe mengambilnya dengan tatapan bengong. "Apa ini?" Henry menjawab dengan santai, "Salep." Joe mengedipkan matanya. "Salep?" Henry mengangguk dan berjalan menuju lift, tanpa menjelaskan salep apa itu dan alasan kenapa ia keluar dengan membawa salep itu. Meskipun Joe sangat ingin tahu, ia tidak ikut campur dan segera menyusul. Setelah meninggalkan hotel, keduanya masuk ke dalam mobil. Joe bertanya sambil mengencangkan sabuk pengamannya. "Tuan, apa kita akan kembali ke kantor?" Tepat ketika Henry hendak menjawab, ia melirik salep dari sudut matanya dan menggelengkan kepalanya. “Kembali ke vila.” "Hah?" Jo tercengang. "Kita akan kembali ke vila saat ini?"

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.