Bab 20
Kali ini, Evander tidak berhenti.
Di dalam lorong darurat.
Sherly menatap punggung Evander yang menjauh.
Saat berjalan keluar, Hanna sempat menoleh ke arahnya.
Di matanya penuh dengan ejekan, tantangan, dan rasa bangga.
Tatapan seorang pemenang.
Sherly memejamkan mata, air matanya terus mengalir.
Benar, dia memang sudah kalah telak sejak lama.
Lalu kenapa masih harus memanggil Evander tadi?
Bukankah dia sudah tahu hasilnya akan begini?
Tidak rela?
Atau karena di tubuh bayi ini juga mengalir darah Evander?
Padahal dia sudah berkali-kali mengingatkan diri sendiri untuk menjaga hatinya baik-baik.
Kenapa dia mengingkari janji itu?
Air mata terus mengalir, perutnya sangat sakit.
Dia sangat sedih.
Sedih sampai merasa mau mati.
"Casie ...."
Dia tidak tahu harus bagaimana, hanya memanggil nama Casie tanpa sadar.
Casie sudah bermandi air mata.
Dia terus menyeka air mata di wajah Sherly, tapi air mata itu terus keluar, tidak ada habisnya.
"Sherly, semua ini salahku."
Casie memeluk Sherly dengan

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link