Bab 939
"Formal banget, sih," goda Mario.
Aku menyesap susu. "Oh, kalau begitu aku nggak akan panggil begitu lagi."
"Lalu kamu mau panggil apa?" Mario tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke arahku.
Dia berdiri dan matanya yang menatapku bersinar seolah-olah diterangi cahaya bintang. Binarnya begitu cemerlang sehingga bayanganku yang terpantul di matanya juga seakan-akan memancarkan cahaya.
Mendadak, aku mendongak dan menempelkan bibir kami.
Mario tertegun sejenak, mungkin tidak menyangka aku akan menciumnya secara tiba-tiba. Namun, tak lama kemudian dia menopangkan tangan di meja dan menunduk agar tubuhku tidak kelelahan saat kami berciuman.
"Mario, terima kasih." Setelah mengakhiri ciuman kami, aku pun mengucapkan kata-kata yang belum aku sampaikan di depan umum siang tadi.
"Terima kasih sudah datang ke dalam hidupku, sudah menerima setiap bagian diriku dan begitu mencintaiku. Terima kasih sudah melalui begitu banyak hal dan masih kembali ke sisiku. Terima kasih karena bersedia menemaniku menjal

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link